Dari hati, sampai ke hati. :)

Photobucket

Malu brtanya sEsAt jalaN.....

ukhwahfiLlah..^_^

Monday, February 18, 2013

zikir alam :)

 
angin itu,
sepoi-sepoi bahasa mengusap dagu..
damai..
 
awan itu,
bergerak tenang mengikut perintah Tuhan..
aman..
 
rumput itu,
menghijau menghiasi alam..
permai..
 
bunga itu,
berkembang mekar membuahkan segaris senyuman..
cinta..
 
burung itu,
melagukan rasa waktu terbang berkumpulan..
tenang..
 
semua berjalan mengikut sunnatuLlah..
tanpa ada henti melafazkan zikir yang tak tercapai dek akal manusia..
 
namun manusia yang berakal,
lalai dan leka,
untuk mengingati Sang Pencipta,
untuk muhasabah jiwa yang hina..
 
AllahuRabbuna..
 
Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS. Al-Israa: 44)

bicara elya : ibarat hadiah dari Dia setiap masa,alam melukis senyuman pada wajah sang hamba..yang ingin mencari cintaNya..AllahuRabbi.. :')

Friday, February 15, 2013

Ummu Sulaim 2 (Abu Thalhah)

Abu Thalhah sendiri adalah seorang konglomerat nomor satu dari kabilah Anshar. Dan harta yang paling dia cintai yaitu tanah perkebunan "Bairuha". Tanah perkebunan itu letaknya persis menghadap masjid. Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah minum air segar yang ada di lokasi itu, sampai kemudian turun ayat yang berbunyi:

"Sekali-kali belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (Ali Imran:92)

Mendengar ayat ini, kontan Abu Thalhah menghadap Rasulullah. Setelah membacakan ayat tadi Abu Thalhah melanjutkan, "Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha. Saat ini tanah itu saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda, wahai Rasulullah."

Dan bersabdalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, "Bakh, bakh itu adalah harta yang menguntungkan dan saya telah mendengar perkataanmu tentang harta itu dan saya sekarang berpendapat sebaiknya engkau bagi-bagikan tanah itu untuk keluarga kalian."

Abu Thalhah pun menuruti perintah Rasululah dan membagi-bagikan tanah itu kepada sanak familinya dan anak keturunan pamannya. Tak berapa lama Alah memuliakan seorang anak laki-laki kepada pasangan berbahagia itu dan diberi nama Abu Umair.

Suatu kali burung kesayangan Abu Umair mati sehingga Abu Umair menangis dengan sedih. Saat itu lewatlah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di hadapannya. Melihat kesedihan Abu Umair, Rasulullah segera menghibur dan bertanya, "Wahai Abu Umair apa gerangan yang diperbuat oleh burung kecil?"

Namun takdir Allah memang tak mampu diduga. Allah subhanahu wa ta’ala kembali ingin menguji kesabaran pasangan sabar ini. Tiba-tiba saja, bocah mungil mereka Abu Umair jatuh sakit sehingga ayah dan ibunya dibuat cemas dan repot. Padahal ia adalah putra kesayangan Abu Thalhah. Jika ia pulang dari pasar, yang pertama kali ditanyakan adalah kesehatan dan keadaan putranya dan ia belum mereasa tenang bila belum melihatnya. Tepat pada waktu sholat, Abu Thalhah pergi ke masjid. Tak lama setelah kepergiannya, putranya Abu Umair menghembuskan nafas terakhir.

Ummu Sulaim memang seorang ibu mukminah yang sabar. Ia menerima peristiwa itu dengan sabar dan tenang. Ummu Sulaim lantas menidurkan putranya di atas kasur dan berujar berulang-ulang, "Innaa lillahi wa inna ilaihi rrji’un." Dengan suara berbisik ia berkata kepada sanak keluarganya, "Jangan sekali-kali kalian memberitahukan perihal putranya pada Abu Thalhah sampai aku sendiri yang memberitahunya."

Sekembalinya Abu Thalhah, alhamdulillah, air mata kesayangan Ummu Sulaim telah mongering. Ia menyambut kedatangan suaminya dan siap menjawab pertanyaannya.

"Bagaimana keadaan putraku sekarang?"

"Dia lebih tenang dari biasanya." Jawab Ummu Sulaim dengan wajar.

Abu Thalhah merasa begitu letih hingga tak ada keinginan menengok putranya. Namun hatinya turut berbunga-bunga mengira putranya dalam keadaan sehat wal afiat. Ummu Sulaim pun menjamu suaminya dengan hidangan yang istimewa dan berdandan serta berhias dengan wangi-wangian, membuat Abu Thalhah tertarik dan mengajaknya tidur bersama.

Setelah suaminya terlelap, Ummu Sulaim memuji kepada Allah karena berhasil menentramkan suaminya perihal putranya, karena ia menyadari Abu Thalhah telah mengalami keletihan seharian, sehingga ia amembiarkan suaminya tertidur pulas.

Menjelang subuh, baru Ummu Sulaim berbicara pada suaminya, seraya bertanya, "Wahai Abu Thalhah apa pendapatmu bila ada sekelompok orang meminjamkan barang kepada tetangganya lantas ia meminta kembali haknya. Pantaskan jika si peminjam enggan mengembalikannya?"

"Tidak," jawab Abu Thalhah.

"Bagaimana jika si peminjam enggan mengembalikannya setelah menggunakannya?" "Wah, mereka benar-benar tidak waras," Abu Thalhah menukas.

"Demikian pula putramu. Allah meminjamkannya pada kita dan pemiliknya telah mengambilnya kembali. Relakanlah ia," kata Ummu Sulaim dengan tenang. Pada mulanya Abu Thalhah marah dan membentak, "Kenapa baru sekarang kau beritahu, dan membiarkan aku hingga aku ternoda (berhadats karena berhubungan suami istri)?"

Dengan rasa tabah Ummu Sulaim tak henti-henti mengingatkan suaminya hingga ia kembali istirja dan memuji Allah dengan hati yang tenang.


Pagi-pagi buta sebelum cahaya matahari kelihatan penuh, Abu Thalhah menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian itu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, "Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan barakah pada malam pengantin kalian berdua."

Benar saja Ummu Sulaim lantas mengandung lagi dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah bin Thalhah oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Dan subhanallah barakahnya ternyata tak hanya sampai di situ.

 Abdullah kelak di kemudian hari memiliki tujuh orang putra yang semuanya hafizhul Qur’an. Keutamaan Ummu Sulaim tidak hanya itu, Allah subhanahu wa ta’ala juga pernah menurunkan ayat untuk pasangan suami istri itu dikarenakan suatu peristiwa. Sampau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menggembirakannya dengan janji surga dalam sabdanya

"Aku memasuki surga dan aku mendengar jalannya seseorang. Lantas aku bertanya "Siapakah ini?" Penghuni surga spontan menjawab "Ini adalah Rumaisha binti Milhan, ibu Anas bin Malik."
Selamat untukmu Ibunda Anas!

Sumber: Elfata edisi 12/III/2003

bicara elya : redha..mungkin itu kunci mereka.. :)

Thursday, February 14, 2013

Ummu Sulaim 1

Assalamualaikum..sebuah kisah kadang-kadang bukan sekadar kisah..ia punya ruh untuk dijadikan ibrah..baca,fahami,hayati..moga bakal mendekatkan lagi jiwa pada Ilahi..insyaAllah.. :)

______

Beliau seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj memiliki sifat keibuan dan berwajah manis menawan. Selain itu ia juga berotak cerdas penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat-sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya.

Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah satu dari wanita solehah yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah.

Pada saat Rasululllah menyerukan dakwah menuju tauhid, tanpa keraguan lagi Ummu Sulaim langsung memeluk agama Islam, dan tidak peduli akan gangguan dan rintangan yang kelak akan dihadapinya dari masyarakat jahili paganis.

Namun suaminya, Malik bin Nadhir sangat marah saat mengetahui istrinya telah masuk Islam. Dengan dada gemuruh karena emosi, ia berkata pada Ummu Sulaim: "Engkau kini telah terperangkap dalam kemurtadan!"

"Saya tidak murtad. Justru saya kini telah beriman," jawab Ummu Sulaim dengan mantap. Dan kesungguhan Ummu Sulaim memeluk agama Allah tidak hanya sampai di situ. Ia juga tanpa bosan berusaha melatih anaknya, Anas, yang masih kecil untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Melihat kesungguhan istrinya serta pendiriannya yang tak mungkin tergoyahkan membuat Malik bin Nadhir bosan dan tak mampu mengendalikan amarahnya. Hingga ia kemudian bertekad untuk meninggalkan rumah dan tidak akan kembali sampai istrinya mau kembali kepada agama nenek moyang mereka. Ia pun pergi dengan wajah suram. Sayangnya, di tengah jalan ia bertemu dengan musuhnya, kemudian ia dibunuh..

Saat mendengar kabar kematian suaminya dengan ketabahan yang mengagumkan ia berkata, "Saya akan tetap menyusui Anas sampai ia tak mau menyusu lagi, dan sekali-kali saya tak ingin menikah lagi sampai Anas menyuruhku."

Setelah Anas agak besar, Ummu Sulaim dengan malu-malu mendatangi Rasulullah dan meminta agar beliau bersedia menerima Anas sebagai pembantunya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pun menerima Anas dengan rasa gembira. Dan dari semua keputusannya itu, Ummu Sualim kemudian banyak dibicarakan orang dengan rasa kagum.

Dan seorang bangsawan bernama Abu Thalhah tak luput memperhatikan hal itu. Dengan rasa cinta dan kagum yang tak dapat disembunyikan tanpa banyak pertimbangan ia langsung melangkahkan kakinya ke rumah Ummu Sulaim untuk melamarnya dan menawarkan mahar yang mahal. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,

"Tidak selayaknya saya menikah dengan seorang musyrik, ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa sesembahanmu selama ini hanyalah sebuah patung yang dipahat oleh keluarga fulan. Dan apabila engkau mau menyulutnya api niscaya akan membakar dan menghanguskan patung-patung itu."
Perkataan Ummu Sulaim amat telak menghantam dadanya. Abu Thalhah tak percaya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar.

Namun itu semua merupakan realita yang harus ia terima. Abu Thalhah bukanlah orang yang cepat putus asa. Dikarenakan cintanya yang tulus dan mendalam terhadap Ummu Sulaim, di lain kesempatan ia datang lagi menjumpai ibunda Anas dan mengiming-iming mahar yang lebih wah serta kehidupan kelas atas.

Sekali lagi, Ummu Sulaim muslimah yag cerdik dan pintar ini tetap teguh dengan keimanannya. Sedikit pun ia tidak tergoda oleh kenikmatan dunia yag dijanjikan oleh Abu Thalhah. Baginya kenikmatan Islam akan lebih langgeng daripada seluruh kenikmatan dunia. Masih dengan penolakanya yang halus ia menjawab,

"Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?"

"Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan," kata Abu Thalhah. "Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam," tukas Ummu Sualim tandas.

"Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?" Tanya Abu Thalhah. "tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri," tegas Ummu Sulaim.

Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berseru, "Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya."

Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim?

 
Hinnga tanpa terasa di hadapan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, "Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya."

Ummu Sulaim tersenyum haru dan berpaling kepada anaknya Ana, "Bangunlah wahai Anas."
Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya.

Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya." Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.

bicara elya : dari ketulusan hati seorang isteri,terbinalah Islam yang kukuh dalam hati seorang hati suami..subhanaLlah..nantikan Ummu Sulaim 2(Abu Thalhah)..moga mendapat ibrah.. :)

Friday, February 8, 2013

Tholama asyku ghoromi طالما اشكو غرامى

subhanaLlah,alhamduliLlah,AllahuAkbar..



طالما اشكو غرامى يا نور الوجود

وانادى يا تهامى يا معدن الجود

Lama sudah aku menanggung rindu;
Wahai cahaya alam yang indah !
Serta aku menyeru, Wahai Nabi !
Wahai punca ilmu yang pemurah !

.

منيتى اقصى مرامى احظى بالشهود

وارى باب السلام يا زاكى الجدود

Impianku setinggi-tinggi cita-cita;
Moga diberikan tuah dapat melihatmu;
Juga melihat Bab al Salam (di Masjid Nabawi);
Wahai sesuci-suci insan!

.

يا طراز الكون انى عاشق مستهام

مغرم والمدح فنى يا بدر التمام

Wahai hiasan dunia ini!
Aku amat cinta dan rindu padamu;
Hanya pujian menjadi persembahanku;
Wahai bulan mengambang penuh!

.

اصرف اعراضا عنّي اصناني الغرام

فيك قد احسنت ظنّي يا سامى العهود

Jauhkanlah segala penghalangku daripadamu;
Yang kupendam hanya kerinduan terhadapmu;
Padamu aku bersangka baik;
Wahai yang benar pada janjinya!

.

يا سراج الأنبياء يا عالي الجناب

يا إمام الأتقياء إن قلبي زاب

Wahai pelita sekalian Rasul!
Wahai insan yang mempunyai setinggi-tinggi kedudukan!
Wahai Imam orang-orang yang bertaqwa!
Sesungguhnya hatiku terpaut padamu.

.

وعليك الله صلى ربى ذو الجلال

يكفى يا نور الاهلة ان هجرى طال


Ke atasmu, moga Allah mencurahkan rahmat;
Tuhanku Yang Mempunyai Keagungan;
Cukuplah, wahai Cahaya Bulan!;
Sesungguhnya perpisahanku denganmu telah terlalu lama.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
bicara elya : jatuh cinta! ^^

Thursday, February 7, 2013

mencari..

...
dan aku masih mencari,
kerana aku pasti,
ada hikmah  yang tersembunyi..

Ilahi Maha Mengetahui..
dan aku hanya punya sekeping hati,
inginku bawa ia dalam keadaan suci..
mujahadah,itulah yang diperlukan tiap-tiap hari..

 
bicara elya : sungguh,kalam cintaNya punya keindahan yang tak terukir dek kata..beleklah dan rasai dengan jiwa.. :)

Sunday, February 3, 2013

ujian..

BismiLlahirRahmanirRahim..
Assalamualaikum wa salam mahabbah.. :)

"apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian)sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu?" Al-baqarah:214

ujian.

a simple word which has big meanings..
yeah,BIG meanings..

bukankah besar maknanya,
cinta Allah,
kasih Allah,
sayang Allah..

itulah ujian..

cikgu2 sekolah mesti ada bercerita..murid yang biasanya lebih menghargai jasa guru dan menghormati mereka,biasanya punya kisah..dirotan,dimarahi berkali-kali(dengan tujuan mendidik),etc..dan akhirnya,meraka inilah yang berkata,

'terima kasih cikgu..kalau cikgu tak buat saya macam dulu,entah macam manalah saya sekarang..'

 
ya..mereka yang pernah merasai erti gagal punya rasa nikmat manis berjaya..kehidupan juga punya pasang surutnya..bukankah ujian itulah yang mengajar erti tabah..yang membesarkan jiwa kita..dan yang mengenalkan kita dengan erti sabar..lagipun bukan sabar namanya andai ada batasan.. :)

doa..itu senjata kita tatkala ada ranjau tidak diundang hadir dalam jalan kehidupan..a sweet moment between you and Him..subhanaLlah..dengan doa,bukan gunung yang kita daki itu menjadi semakin kecil..namun dengan doa itu,moga2 Allah mudahkan langkah kita untuk mendaki..get it?

have faith..innaLlahama'anaa..innaLlahama'assobirin..ujian,itu tanda sayang Dia..cuba rasakan dengan mata hati..akan dikau rasa indahnya aturan Ilahi..hingga akhirnya,dikau akan jatuh cinta padaNya berkali-kali.. ;)

bicara elya : buka dan bacalah dengan kalam cintaNya..yang sentiasa berjaya menenangkan..tatkala hati kegusaran..sungguh,Dialah arRahman..AllahuRabbi.. :)

Friday, February 1, 2013

rindu Baginda?

ya,
bibir mudah mengukir bicara bahawa kita merindui baginda,
tangan laju menari menaip kata,
namun sejauh mana bukti kita?

---

Assalamualaikum wa salam mahabbah..

"Katakanlah: Jika memang kamu cinta kepada Allah, maka turutkanlah aku, niscaya cinta pula Allah kepada kamu dan akan diampuniNya dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi penyanyang." [aliImran : 31]

 
sejauh mana sujud kita di tengah malam?
sebagai tanda kesyukuran..hingga kaki Baginda juga membengkak..
 
sejauh mana nafsu makan kita kekang?
Baginda makan sikit,kita sikit-sikit nak makan..
 
sejauh mana ketulusan kita menghulurkan sedekah?
hinggakan Baginda sendiri memberi dan terus memberi meski Baginda sendiri kesempitan..
 
sejauh mana kita puasa sunat Isnin dan Khamis,jua hari putih(13,14,15 setiap bulan hijrah)?
kadang2 yang wajib pun kita tangguh-tangguhkan..
 
sejauh mana kalimah yang baik keluar bibir kita?
dan Baginda akhlaknya seperti alQuran bergerak..
 
sejauh mana selawat kita mengingati Kekasih Allah?
sedangkan di akhir nyawa,Ummati masih menjadi bicaranya..AllahuRabbi.......

sungguh,semua ini adalah muhasabah untuk diri sendiri jua..malu..ya,malu..pada diri,Tuhan jua Baginda..Muhammad bin AbduLlah..pesuruh Dia,RasuluLlah..

tak semua takpa,asal ada Sunnahnya yang mampu kita istiqamahkan dalam jiwa..hingga mendarah daging..senyum pun boleh..asalkan niat ikhlas.. :) moga2 kualiti meningkat seiring kuantiti..cari dan gali lagi Sunnah Baginda..tak kenal maka ta'aruf bukan?insyaAllah..


bukankah syafaatnya yang bakal kita pinta di hari sana..jom sahabat2fiLlah sayang..usaha yang termampu..sehabis daya..sebagai mana usaha kita meraih cinta manusia biasa,apatah lagi untuk meraih perhatian insan luar biasa..harus dimaksimumkan!sollu 'alanNabiyy.. :)

bicara elya : mujahadah..cakap sayang,cakap cinta,cakap rindu..erm,sekadar cakap tak cukup kut..sama2 muhasabah deh..insyaAllah.. ;)