Dari hati, sampai ke hati. :)

Photobucket

Malu brtanya sEsAt jalaN.....

ukhwahfiLlah..^_^

Saturday, February 26, 2011

wahai mujahid..!



Wahai para mujahid maralah ke hadapan
Kerahkanlah tenagamu dan jua fikiran
Korbankanlah harta sekalipun jiwa raga
Teguhkan keyakinan teruskanlah perjuangan

Wahai para mujahid janganlah terpengaruh
Ujian nikmat hidup duniawi
Biarpun ianya begitu indah
Namun hanya sementara

Memang berjuang itu terkorban
Kerana kita berjuang untuk berkorban
Itulah asam garam perjuangan
Syarat mendapat cinta Allah

Wahai para pejuang kebenaran
Suburkanlah semangat juangmu

Setiap masa sepanjang hayatmu
Dengan irama hiburan ini

Tempuhilah penderitaan
Di dalam perjuangan
Kerana itu adalah penghapus dosamu
Berjuang kerana Ilahi
Walaupun sedikit tetap kan dinilai
Sebagai amalanmu yang soleh


~lagu tema nadwah profesionalisme dan jati diri koperasi 2011..rindu saat ditarbiyyah dan mentarbiyyah bersama saf koperasi..moga lepas kem,ikhwan akhowat lebih mantop dalam memberikan komitmen,insyaAllah..


prinsip :

AMANAH

SAHSIAH

UKHWAH


Takbir!

ALLAHUAKBAR!!!


:)

Thursday, February 24, 2011

doa,,kenapa tak makbul??

'Jangan salahkan Allah bila doa tak dikabulkan dan jangan pula menggerutu atau jemu,'' kata Abdul Qadir-Jailani dalam Mafatih al-Ghaib.

Yang perlu dipertanyakan adalah mengapa doa kita tak terkabul? Ada dua sebab mengapa doa tertolak. Yaitu, pertama, tidak memperhatikan adab berdoa, baik adab lahir maupun adab batin.

Rasulullah SAW bersabda, ''Doa seorang hamba Allah tetap dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim atau tak terburu-buru segera dikabulkan.'' Seorang sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apakah maksud terburu-buru?'' Rasulullah menjawab, ''Ia mengatakan, 'aku telah berdoa tapi aku tidak melihat doaku dikabulkan', sehingga ia mengabaikan dan meninggalkan doanya itu.'' (HR Muslim).

~pray and never stop..

Ketika suatu doa tak segera menampakkan tanda-tanda terijabah, maka seharusnya seseorang tetap berbaik sangka kepada Allah SWT. Sebab, Allah SWT akan mengganti bentuk pengkabulan doa dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi si pemohon atau ditunda pengabulannya hingga hari akhirat dalam bentuk deposito pahala.Kedua, perilaku buruk.

Syaqiq al-Balkhi bercerita: ketika Ibrahim bin Adham berjalan di pasar-pasar Bashrah, orang-orang mengerumuni beliau. Mereka bertanya, mengapa Allah belum juga mengabulkan doa mereka padahal telah bertahun-tahun berdoa, serta bukankah Allah berfirman, ''Berdoalah kalian, maka Aku mengabulkan doa kalian.'' Ibrahim bin Adham menjawab, ''Hatimu telah mati dari sepuluh perkara.''

Yakni, pertama, engkau mengenali Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya.

Kedua, engkau membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mempraktikkan isinya.

Ketiga, engkau mengaku bermusuhan dengan iblis, tetapi mengikuti tuntunannya.

Keempat, engkau mengaku cinta Rasul, tetapi meninggalkan tingkah laku dan sunah beliau.

Kelima, engkau mengaku senang surga, tetapi tidak berbuat menuju kepadanya.

Keenam, engkau mengaku takut neraka, tetapi tidak mengakhiri perbuatan dosa.

Ketujuh, engkau mengakui kematian itu hak, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Kelapan, engkau asyik meneliti aib-aib orang lain, tetapi melupakan aib-aib dirimu sendiri.

Kesembilan, engkau makan rezeki Allah, tetapi tidak bersyukur pada-Nya.

Dan kesepuluh, engkau menguburkan orang-orang, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu.


( M Subhi-Ibrahim )

bicara elya : muhasabah diri, adakah hati kita masih mati?

Monday, February 21, 2011

believe..


in everything you do,

put your trust in Allah..

never mind what people want to say,

as long we stay in this road of fisabiliLlah..

and know,everything we do is for the best of Ummah..

believe in ourselves,

coz Allah always be with us,

innaLlahama'ana..



bicara elya : never lose hope,insyaAllah.. :)

Monday, February 14, 2011

cinta RASULULLAH..~

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah.

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" – "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

♥ اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النبي الأمي وعلى آله وصحبه أجمعين♥

Sunday, February 13, 2011

mati itu mendekati..

Yang paling banyak mengingati kematian antara mereka dan paling bagus persiapannya selepas kematian. Mereka itu orang cerdik,” (Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah)
----------

Assalamualaikum wa salam mahabbah..
mge dimulai hari dengan mengucapkan alhamduliLlah.. =)

.::.
ayuh kita tanya qalb..betul bukan?

MATI itu benar-benar mendekati..

pernah sahabat mengukir kata tanya,bilakah kita akan mati?

pasti yang terngiang-ngiang di fikiran,'hanya Allah yang tahu','tak lambat sesaat,tak cepat sesaat' dll..

jawapannya : BILA-BILA MASA

tepat dan padat. sohih jiddan ukht..kita bakal mati bila-bila masa..tanpa sedar atau tidak..husnul atau su'ul khatimah..sempat mengucapkan kalimah tauhid atau tidak..kita yang menentukan bagaimana pengakhiran kita nanti..baik atau buruk..kita yang memilih bukan?

oleh itu wahai abduLlah,bersiap sedialah untuk menghadapi mahkamah Rabb..kumpulkan sebanyak mungkin amalan..sering kita dengar,utamakan kualiti daripada kuantiti..memang tidak dapat disangkal lagi..tapi kita tak empunya masa..ayuh,kita mantapkan kualiti ibadah selain mujahadah menambah kuantiti biizniLlah..

benarlah,amanah yang kita tanggung tak kan pernah selesai dengan waktu yang kita ada..manfaatkan lah masa agar mati kita nanti bakal mampu merungkai tabir hijab pada Ilahi....

sungguh,mengingat mati itu akan menjadi tazkiyyah buat diri untuk terus berhati-hati dalam setiap bicara,lintasan hati bahkan tingkah laku..


“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan pada hari kiamat saja akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan daripada neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya dia sudah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahan dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanya kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya.” (Ali Imran: 185).

~Ya Allah,kadang hatiku sering menangis ketakutan,,akan azabMu yang
memeritkan..namun apa daya ku..hanya menghulurkan sisa kebaikan sebesar
kuman,segunung keburukan pula yang disandang..andai nanti malaikat maut
menghampiriku,pimpinkanlah bibirku Ya Rabb untuk melafazkan akhir kali syahadah
pengakuan di pinggiran sujudku..

kerdil rasanya diri..namun masih dibaluti iri
hati,dengki-mendengki cuma menambah titik noda di hati..AstarfiruLlah..

Ya Ghaffur,ssghnya kami telah menzalimi diri kami sendiri..maka
ampunilah dosa kami dan kedua ibu bapa kami..jangan biarkan kami tergolong dalam
golongan yang rugi di hadapanMu nanti..amin..........~

Friday, February 4, 2011

Dakwah itu CINTA,,..


Sebuah puitis hidup syeikh dakwah yg telah mendahului kita,

………… ……… ……… ……… ……… ……… ……… …….

(alm. KH Rahmat Abdullah)

Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu..

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai..

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak.

Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang… “

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”


Sumber: http://fikrahkita.wordpress.com/
bicara elya : adakah kita cinta akan dakwah yang menyuburkan rasa cinta kita
kepada Sang Pemilik CINTA??